Konservasi Lontar
![]() |
Tim Konservasi Kec.Kediri Tabanan |
Bali sangat kaya akan warisan budaya yang sampai kini masih terjaga keberadaannya, salah satunya berupa lontar. Namun kebanyakan masyarakat tidak memiliki kemampuan untuk membaca serta merawat warisan tersebut. Oleh karenanya, kegiatan konservasi lontar yang dilaksanakan Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali, disambut baik oleh masyarakat.
Keluarga I Ketut Segana merupakan salah satu warga dari Banjar
Pacung Desa Belalang Kecamatan Kediri, yang memiliki puluhan cakep lontar.
Namun selama mewarisi warisan tersebut, belum mengetahui dan menerapkan isi
dari lontar yang dimiliki. Lontar miliknya juga sudah banyak yang rusak dimakan
ngengat ataupun serangga lainnya. Tentunya hal ini tidak menimpa Bapak Ketut
Segana saja. Hal ini tentu sangat meresahkan dan sangat disayangkan. Oleh
karenanya, dalam rangka menyambut hari rasa Saraswati, Penyuluh Bahasa Bali
Provinsi Bali, khususnya Penyuluh Bahasa Bali Kecamatan Kediri Tabanan,
melaksanakan bakti saraswati yang diimplementasikan lewat konservasi dan juga
identifikasi lontar. Sangatlah penting mengedukasi masyarakat tentang tata cara
merawat lontar, sehingga pola pikir masyarakat bali tentang lontar yang selama ini hanya diupacarai dan
dipandang pingit, lambat laun bisa berubah. I Ketut Segana mengatakan, lontar
warisan yang diterimanya, selama ini luput akan perawatan, sehingga kebanyakan
dalam keadaan rusak. Ketut Segana menekankan, memiliki warisan lontar adalah
kebanggaan tersendiri, tapi akan lebih bangga jika bisa merawat dan membacanya.
Munculnya kesan pingit, tenget yang melekat selama ini di masyarakat, tidak terlepas dari
keterbatasan pengetahuan masyarakat terhadap pentinganya perawatan lontar,
bahkan ada paradigma ketakutan masyarakat jika lontarnya diminta dan disimpan
oleh pemerintah. Dengan keberadaan Penyuluh Bahasa Bali, paradigma tersebut
semakin lama semakin hilang. Oleh karenanya, keberadaan Penyuluh Bahasa Bali
sangat membantu dalam pelestarian kesusastraan bali, khususnya lontar. Puluhan
cakep lontar berasil dikonservasi Penyuluh Kecataman Kediri Tabanan. Hal yang
menarik perhatian, ditemukan pula lontar bertuliskan huruf arab. Hal ini
menandakan bagaimana akulturasi budaya lintas agama sebagai tanda kerukunan
umat beragama di Bali yang sudah terpelihara sejak dulu. Hal ini pula yang
patut ditanamkan pada era sekarang, sehingga tidak ada lagi yang bisa
merongrong kebhinekaan dan NKRI.
Komentar
Posting Komentar